✨ Terbaru! SAI Vol 25 September 2025 telah terbit! Unduh sekarang!

Unduh
BeritaBerita Pusat

Al Irsyad Al Islamiyyah Hadiri Pertemuan Ormas Islam dengan Presiden Prabowo di Hambalang

Hambalang, 30 Agustus 2025 – Pimpinan Pusat (PP) Al Irsyad Al Islamiyyah turut serta dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di kediamannya, Hambalang, Kabupaten Bogor. Dari pihak Al Irsyad hadir Ketua Umum PP, Ustaz Prof. Dr. Faisol Nasar Bin Madi, M.A., bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP, Halim Bakhabazy, MM. Mereka bergabung dengan 15 ormas Islam lain yang diundang Presiden.

Tampak dalam foto, Ketum (paling kanan) bersama Presiden (4 dari kanan) dan para Pimpinan Ormas Islam.

Pertemuan ini berlangsung sehari setelah kerusuhan 29 Agustus yang melanda sejumlah kota besar. Insiden tragis yang menewaskan seorang pemuda bernama Affan Kurniawan dalam aksi protes menyisakan kegelisahan di masyarakat. Dalam suasana itulah Presiden Prabowo mengundang ormas Islam ke Hambalang, sebagai upaya membuka ruang dialog dan mencari jalan meredakan keresahan bersama.

Selain pimpinan ormas, hadir pula Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Kepala BIN Muhammad Herindra, serta beberapa menteri Kabinet Merah Putih. Dialog berjalan dalam suasana terbuka, membahas tantangan bangsa dan pentingnya merawat kedamaian. Sekjen Al Irsyad, Halim Bakhabazy, menuturkan bahwa pertemuan tersebut lebih menyerupai percakapan dari hati ke hati ketimbang agenda formal kenegaraan.

Ormas Islam, termasuk Al Irsyad, bertemu Presiden Prabowo di Hambalang refleksikan kondisi bangsa dan serukan persatuan serta kedamaian.
Konferensi pers selepas dialog dengan Presiden Prabowo

Pesan dari Al Irsyad

Halim menambahkan bahwa Al Irsyad akan terus mendorong para mubaligh dan dai untuk menyampaikan pesan akhlak, kedamaian, serta keadaban di tengah masyarakat. “Kami ingin khutbah dan dakwah menjadi penyejuk, bukan pemicu perpecahan,” ujarnya.

Ketua Umum PP Al Irsyad, Prof. Dr. Faisol Nasar Bin Madi, M.A., menekankan pentingnya kebersamaan umat dengan pemerintah dalam menghadapi tantangan kebangsaan. “Pertemuan dengan Presiden kami maknai sebagai ajakan untuk saling menopang, menjaga persatuan, dan membangun Indonesia dengan semangat akhlakul karimah,” jelasnya.

Beliau juga mengimbau seluruh warga Al Irsyad di tanah air agar memahami kondisi bangsa, memperbanyak doa, serta ikut menjaga suasana kondusif di lingkungan masing-masing. “Dengan doa, sikap arif, dan ketenangan, insyaAllah kita dapat melalui masa sulit ini bersama,” tambahnya.

Menjaga Suasana Damai

Bagian ini menjadi ruang refleksi atas kondisi bangsa, menekankan bahwa menjaga kedamaian adalah tanggung jawab bersama.

Para pimpinan ormas dalam pertemuan itu sepakat bahwa stabilitas tidak bisa dijaga hanya dari atas. Dibutuhkan peran akar rumput, terutama melalui ormas Islam. Mereka juga berharap aparat negara lebih mengedepankan pendekatan yang humanis dan menghindari langkah represif terhadap masyarakat yang sedang menyampaikan aspirasi. Pendekatan dialogis dinilai lebih efektif untuk membangun kembali kepercayaan publik.

Dialog di Hambalang menjadi simbol awal upaya meredakan ketegangan, menyiram bara konflik dengan kesejukan. Para pimpinan ormas meninggalkan kediaman Presiden dengan optimisme bahwa kolaborasi dapat menjadi jangkar kedamaian di tengah situasi sulit.

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa dialog dengan Presiden merupakan langkah penting. “Bersepakat untuk bahu membahu berupaya untuk mengatasi keadaan, untuk mengajak kepada masyarakat supaya lebih tenang. InsyaAllah bersama presiden dan dengan dukungan para pemimpin umat, bersama-sama kita bisa mengatasi semua tantangan yang kita hadapi.” Ia juga menyebut adanya rencana pertemuan lanjutan di Istana Negara.

Senada dengan itu, Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, menekankan pentingnya menjaga persatuan dan menjalankan demokrasi dengan penuh tanggung jawab. “Kami yakin rakyat Indonesia dapat memanfaatkan demokrasi dengan penuh pertaggungjawaban, keadaban, dan mewaspadai terkontaminasi oleh hal-hal yang membawa pada kekerasan dan perbuatan-perbuatan yang meruntuhkan kesatuan bangsa Indonesia” tandasnya.

Pertemuan di Hambalang memperlihatkan bahwa dialog, kolaborasi, dan peran aktif ormas Islam tetap menjadi kunci dalam menjaga persatuan dan masa depan bangsa Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button